Senin, 11 November 2013

SEJARAH AGSPALA (AGRESA PECINTA ALAM)

SEJARAH AGSPALA

AGSPALA berdiri pada tahun 2002 dan bermarkas di Gg.Remaja 1 Prumpung Jakarta Timur dengan pelopor pemuda - pemuda AGRESA yakni  RULI SUSANTO (Pitoy), RUBY APRIANDI (Ripin) dan ASEP (Fren) yang merupakan PIONIR berdiri nya AGSPALA. Sebelum berdirinya AGSPALA mereka sudah melakukan Ekspedisi ke Gunung Gede (Jawa Barat) tetapi masih menggunakan nama AGRESA. maka dari itu munculah ide untuk membentuk komunitas pecinta alam dengan nama komunitas AGSPALA (AGRESA PECINTA ALAM) dan memulai ekspedisi pertama menggunakan nama AGSPALA pada awal 2003 ke Gunung Slamet (Jawa Tengah).

PIONIR AGSPALA :
- RULI SUSANTO (Pitoy)  FB: https://www.facebook.com/ruli.susanto.3?fref=ts
- RUBY APRIANDI (Ripin) FB: https://www.facebook.com/ruby.apriandi?fref=ts
- ASEP (Fren)
- Agus (Timbul)
- Arie (Toge)
- andi (Cendil)
-Haska (Ibing)
- Nunik
-Dewi


Mengenal Gunung Gede Pangrango



Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mempunyai peranan yang penting dalam sejarah konservasi di Indonesia. Ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1980. Dengan luas 21.975 hektare, kawasan Taman Nasional ini ditutupi oleh hutan hujan tropis pegunungan, hanya berjarak 100 km dari Jakarta. Di dalam kawasan hutan TNGP, dapat ditemukan “si pohon raksasa” Rasamala, “si pemburu serangga” atau kantong semar (Nephentes spp); berjenis-jenis anggrek hutan, dan bahkan ada beberapa jenis tumbuhan yang belum dikenal namanya secara ilmiah, seperti jamur yang bercahaya. Disamping keunikan tumbuhannya, kawasan TNGP juga merupakan habitat dari berbagai jenis satwa liar, seperti kepik raksasa, sejenis kumbang, lebih dari 100 jenis mamalia seperti Kijang,Pelanduk, Anjing hutan, Macan tutul, Sigung, dll, serta 250 jenis burung. Kawasan ini juga merupakan habitat Owa Jawa, Surili danLutung dan Elang Jawa yang populasinya hampir mendekati punah.

Iklim
Ada dua iklim yaitu musim kemarau dari bulan Juni sampai Oktober dan musim penghujan dari bulan Nopember ke April.
Selama bulan Januari sampai Februari, hujan turun disertai angin yang kencang dan terjadi cukup sering, sehingga berbahaya untuk pendakian. Hujan juga turun ketika musim kemarau, menyebabkan kawasan TNGP memiliki curah hujan rata-rata pertahun 4000 mm.
Rata-rata suhu di Cibodas 23 °C, dan puncak tertinggi berada pada >3000 m dpl.

sumber: Wikipedia Indonesia